Wednesday, 21 February 2018

Cerita Polisi Tak Mandi 4 Hari Saat Ungkap Penyelundupan 1,6 Ton Sabu


 Aksi tim gabungan Bareskrim Polri dan Bea-Cukai menggagalkan penyelundupan 1,6 ton sabu (sebelumnya disebut 1,8 ton sabu dan diralat Polri, red) mencuri perhatian karena banyaknya barang bukti yang disita. Di balik kesuksesan operasi itu, terselip cerita soal 'penderitaan' polisi selama perburuan.

Kepala Tim II Satgas Khusus AKBP Dodi Suryadin menceritakan kehidupan di atas kapal laut selama kegiatan perburuan kapal pembawa 1,6 ton sabu dari sindikat internasional itu. Doddy mengatakan dirinya dan tim bolak-balik darat dan laut selama sepekan lebih. Mereka berhari-hari menginap di atas kapal untuk memantau pergerakan kapal target.

"Nggak mandi saja kami karena kan harus irit air di kapal. Paling cuci muka, sikat gigi. Pernah kemarin empat hari nggak mandi. Aroma badan sudah bukan 'nano-nano' lagi, tapi 'nino-nino'


Doddy lanjut bercerita, pada hari ketika kapal pembawa 1,6 ton sabu berhasil ditindak, dirinya bersama 5 anggota tim melaut selama 18 jam. Saat operasi digelar, lanjut Doddy, ketinggian ombak di tengah laut mencapai tiga meter. Hal itu membuat kapal terombang-ambing sehingga membuat satu anggota timnya muntah.

"Ombak itu bisa membuat kapal berhenti juga di tengah laut, karena goyangannya sampai bikin terombang-ambing. Untungnya kapal Bea-Cukai besar. Kalau kapal kecil, saya rasa nggak sanggup melewati perairan itu. Bisa tiga meter ombaknya, makanya kapal jalan pelan-pelan," jelas dia.

"Delapan belas jam itu satu perjalanan, bukan bolak-balik laut-pelabuhan. Kita hampir dua minggu patroli. Ada juga tim saya yang mabuk-mabuk (mabuk laut, red), muntah. Dia bengong, pucat, tiba-tiba muntah saja," imbuh sosok yang sehari-hati menjabat Kanit 4 Subdit 1 Dittipid Narkoba Bareskrim Polri ini.

Doddy mengatakan, untuk urusan perut selama perburuan, tim mengandalkan mi instan karena praktis untuk dimakan. Sedangkan menu 'mewah' yang disantap saat di kapal adalah ikan asin.

"Makannya ya apa saja dimasak, seadanya. Paling-paling mi rebus atau kalau kita berhenti di pulau kecil, kita belanja untuk suplai makanan. Makanan lainnya ikan asin. Kami kadang menginap di kapal atau singgah di pulau-pulau kecil. Menu paling mewah ikan asin, ikan-ikanan, nggak neko-nekolah," ucap Doddy.

Tuesday, 20 February 2018

Kapal Sunrise Glory Pengangkut Sabu 1,3 Ton akan Dibongkar


 TNI Angkatan Laut berencana membongkar kapal Sunrise Glory, yang mengangkut 1,37 ton sabu, di Batam, Kepulauan Riau. Pembongkaran itu untuk memastikan masih ada-tidaknya sabu yang disembunyikan di kapal itu.

"Kita akan belek (bongkar) kapalnya mungkin masih ada (sabu). Kan kapal ini banyak bagian-bagiannya yang dari fiberglass. Kita juga minta bantuan Bea-Cukai dan BNN," kata Panglima Koarmabar Laksamana Muda TNI Aan Kurnia dalam jumpa pers di gedung BNN Cawang, Jakarta Timur, Selasa (20/2/2018).

Aan Kurnia mengatakan pengungkapan kapal Sunrise Glory dilakukan KRI Sigurot 864 di perbatasan Singapura dengan Indonesia. Aan menambahkan, selain membawa sabu, kapal tersebut tidak dilengkapi dokumen-dokumen asli.

"Dari kecurigaan itu kita periksa dan makin ketemu kejanggalan itu. Ternyata suratnya dari Indonesia dan fotokopi harusnya kapal ikan itu harus bawa dokumen asli. Dan yang anehnya ada tanda tangan pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2014, itu sudah pensiun pejabatnya tapi di situ tertanggal tahun 2017," kata dia.

Sementara itu, Kepala BNN Komjen Budi Waseso mengatakan hingga saat ini anjing pelacak milik BNN dan Bea-Cukai masih mengendus kemungkinan ada sabu yang tertinggal. Sebab, berdasarkan informasi awal, ada 3 ton sabu yang dibawa kapal tersebut.

"Langsung kita potong-potong nanti, mana yang kita curigai kita belah. Itu ada yang dari besi dan ditutup fiber biasanya itu dimasukin. Beberapa dibor, nanti diterjunkan anjing pelacak, kalau ada reaksi kita bongkar. Nanti ada ruangan lagi yang kita ketok kosong, kita bor lagi. Seperti itu kita harus teliti nih karena kita merasa kehilangan dari info di awal 3 ton," urai Buwas.

Monday, 19 February 2018

Paus Ditemukan Mati Membusuk di Aceh Singkil


 Seekor paus ditemukan mati dengan kondisi membusuk di Pulau Asok, Aceh Singkil. Petugas akan mengubur bangkai paus tersebut.

Bangkai paus ini diketahui siang tadi, sekitar pukul 13.20 WIB, Senin (19/2/2018). Informasi ini diterima anggota Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Singkil dari seorang nelayan asal Haloban, Kecamatan Pulau Banyak Barat.

Informasi ini ditindaklanjuti tim dengan langsung mengecek ke lokasi. Petugas menemukan bangkai paus dengan panjang sekitar 7 meter, yang diperkirakan terdampar lebih dari seminggu.

"Tapi laporannya, (paus) sudah lebih dari seminggu mati dan sudah mengelupas kulitnya," kata Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo saat dihubungi.


Bangkai paus ini ditemukan terdampar tak jauh dari bibir pantai. Tim gabungan, yang terdiri atas Komandan Pos AL Letda Laut (T) Wiwin Yulianto, personel Posal Sertu Marinir Choirul A, personel Koramil 01 Pulau Banyak Pelda Asep Zemi, dan petugas BKSDA Pulau Banyak Kliwon, melakukan pengecekan ke lokasi.

Sekitar pukul 16.00 WIB, petugas kembali ke Pulau Banyak. Rencananya bangkai paus akan dikubur oleh masyarakat nelayan Ujung Sialit.

Hingga saat ini, BKSDA masih mengidentifikasi jenis paus yang ditemukan mati tersebut. "Sedang coba diidentifikasi karena (kulit) sudah mengelupas semua,

Sunday, 18 February 2018

Dicegah Paspampres di Piala Presiden, Anies: Yang Penting Persija Menang


Gubernur DKI Anies Baswedan dicegah oleh Paspampres saat hendak mendampingi Presiden Joko Widodo ke podium Piala Presiden. Namun, Anies tidak ambil pusing.

Saat ditanya soal kejadian pada Kamis (17/2) itu, Anies memilih bicara soal kemenangan Persija.

"Dari tadi malam itu yang penting Persija menang. Saya di mana nggak penting, yang penting Persija menang, saya merasa bangga," kata Anies di Balai Kota,


Karena dicegah Paspampres, Anies semalam tidak ikut ke podium untuk menyerahkan piala ke Persija. Dia lalu mendatangi para pemain Persija di lapangan.

"Saya kemudian mendatangi teman-teman di bawah, turun ke lapangan. Saya ucapkan selamat. Yang penting bagi kita adalah Persija menang dan rakyat Indonesia senang," ujarnya.

Ditanya lagi soal detail kejadian tadi malam, Anies tetap tidak membahasnya apakah dia dicegah Paspampres atau apa yang dikatakan Paspampres kepadanya.

"Kelihatannya gimana? Pokoknya yang penting Persija menang," jawab Anies.

Saturday, 17 February 2018

Kisah Rahma, 'Si Bocah Tangguh' yang Sendirian Urus Ibu Lumpuh


Warga Kota Lubuklinggau, Rahma Dona Aulia, mendapat cobaan hidup yang tak ringan. Dia harus mengurus ibunya yang lumpuh setelah belum lama ditinggal pergi selamanya oleh sang ayah.

Kisah tersebut dituturkan oleh Kapolres Lubuklinggau AKBP Sunandar, yang sempat mendatangi kediaman bocah 10 tahun itu di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

"Dik Rahma ini bisa dibilang kesulitan hidupnya sempurna. Dia harus mengurus ibunya yang lumpuh, ayahnya meninggal 3 bulan yang lalu, dan kakaknya mengalami keterbelakangan mental,"


Ibunya, Devi (32), mengalami lumpuh karena kakinya tertimpa pohon saat angin kencang menerpa kawasan tempat tinggalnya. Tulang belakangnya patah dan menyebabkan separuh tubuhnya tak bisa digerakkan.

Devi saat ini dirawat di rumah dengan terbaring di sebuah kasur usang yang digelar di lantai. Di rumah, selain bersama ibunya, Rahma tinggal bersama kakaknya bernama Ringga (13) dan adiknya, Mapi (4).

"Dia (Rahma) mencuci, memasak, dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya. Belum lagi dia juga harus pergi ke sekolah," tutur Sunandar.

Selama ini Rahma dan keluarga hanya hidup dari belas kasihan tetangga dan keluarga. Sunandar mengungkapkan ada tetangga yang memberi ubi mentah saja langsung jadi rebutan oleh Ramha dan adiknya.

"Yang miris bukan cuma perjuangan Rahma, tapi saya takut ini akan memupus mimpinya," jelas Sunandar.


Kini polisi tengah menyiapkan sejumlah upaya untuk bisa meringankan beban Rahma dan keluarganya. Salah satunya dengan akan melakukan 'bedah rumah'.

Bagi Anda yang ingin memberi bantuan untuk Rahma, silakan bisa langsung ke alamat Jalan Perintis RT02, Kelurahan Jogoboyo, Kecamatan Lubuklinggau Utara I, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Friday, 16 February 2018

Abang Dhawiya yang Ditangkap saat Pesta Sabu Derita TBC Stadium 3


Syehan, abang Dhawiya yang ikut ditangkap polisi diketahui menderita penyakit TBC stadium 3. Putra pedangdut Elvy Sukaesih ini ditangkap saat pesta sabu.

"Syehan, abang Dhawiya kondisi stadium 3 TBC," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono dalam keterangan tertulis

Selain Syehan, ditangkap juga Dhawiya, Muhammad (tunangan Dhawiya), abang Dhawiya Ali Zaenal Abidin dan Chauri Gita, istri Syehan. Penangkapan dilakukan tim Ditresnarkoba Polda Metro Jaya di rumah Elvy Sukaesih, Cawang, Jakarta Timur.

"Awalnya tim mendapat info masyarakat bahwa tersangka Muhammad sering melakukan transaksi narkotika di Cawang. Selanjutnya tim melakukan pemantauan dan melihat ciri-ciri dimaksud dan dilakukan penangkapan," terang Argo.

Dari penangkapan Muhammad, polisi selanjutnya menangkap Ali, Dhawiya, Syehan dan Chauri.

"Dilanjutkan penggeledahan ke kamar tersangka Dhawiya yang sedang bersama Syehan dan Chauri yang sedang menggunakan sabu bersama," kata Argo.


Dari penangkapan Muhamad, polisi menyita 1 klip kecil berisi sabu 0,38 gram, 1 buah sedotan dan 1 unit telepon genggam. Sedangkan dari kamar Dhawiya disita sabu 0,45 gram, 1 klip sabu 0,49 gram yang sedang digunakan bersama, 2 alat isap sabu, 9 cangkong kaca.

Kemudian disita juga dari kamar Dhawiya 4 buah selang plastik, 2 telepon genggam, 1 plastik berisi sedotan, 1 gulung almunium foil, 1 alat isap sabu bekas pakai, 1 unit timbangan digital 1 buku tabungan, 1 peralatan sabu dan selang plastik, 1 kotak alat isap sabu.

Sementara itu dari kamar Syehan disita 2 buah timbangan digital, 1 alat isap sabu, 1 telepon genggam dan 1 iPad.

Thursday, 15 February 2018

20 Hektare Ladang Ganja Ditemukan di Aceh Utara, Pemiliknya Kabur


Aparat TNI jajaran Kodim 0103 Aceh Utara menemukan 20 hektare ladang ganja di perbukitan kawasan Lhok Drien, Kecamatan Sawang, Aceh Utara. Saat ladang ditemukan, pemiliknya telah kabur.

"Ladang itu ditemukan setelah adanya laporan dari masyarakat bahwa di kawasan setempat banyak lahan dijadikan tempat menanam ganja," kata Dandim 0103 Aceh Utara Letkol Kav Fadjar Wahyudi Broto dalam keterangannya,


Dia menyebutkan, setelah personel mengecek laporan tersebut dan dinyatakan benar, puluhan prajurit TNI yang dipimpin oleh Kasdim Mayor Czi Indra Tri Pujiwanto dibantu oleh anggota Polsek Sawang bergerak ke lokasi siang tadi. Saat mereka tiba, pemiliknya sudah melarikan diri.

Sampai di sana, ada lima titik ladang ganja. Ganja berumur 1 bulan, bibit, dan yang masih disemai di polibed ditemukan di sela-sela tanaman palawija. Termasuk ganja yang sudah dipanen dan sedang dikeringkan.

"Awalnya petugas menemukan 5 hektare. Setelah dilakukan penyusuran, ditemukan 15 hektare lagi di empat titik di perbukitan kawasan tersebut," sebut Fadjar.


Para petugas yang turun ke lapangan langsung melakukan pemusnahan dengan mencabut dan kemudian membakar batang ganja tersebut. Selain itu, gubuk sebagai tempat berteduh para pemiliknya dimusnahkan.

"Ketinggian tanaman itu 1,5-2,5 meter dengan perkiraan berumur 2,5 bulan. Namun ada juga yang masih berkisar antara 15-50 cm. Mereka menanamnya bersamaan dengan tanaman palawija lain, seperti cabai, pinang, dan pepaya," tambah Fadjar.

Fadjar mengatakan, apabila mengetahui adanya tanaman ganja, masyarakat diminta segera melaporkan kepada Polsek atau Koramil setempat.


"Bagi masyarakat yang masih menanam ganja agar beralih menanam tanaman yang bermanfaat dan tidak dilarang oleh pemerintah, seperti tanaman jagung, cabai, tomat, dan tanaman palawija lainnya. Ganja bisa merusak generasi penerus bangsa," sebut Fadjar.


Saturday, 10 February 2018

Jenazah Produser RTV Korban SUV Tiba di Bandung, Tangis Pecah


Jenazah produser RTV Raden Sandy Syafiek tiba di rumah duka di Jalan KU Supadio No 30, Kelurahan Husein Sastranegara, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung. Rumah duka tersebut merupakan kediaman orang tua Sandy.

Jenazah Sandy tiba di rumah duka pada Sabtu (10/2/2018) sore sekitar pukul 17.25 WIB, dengan diantar mobil jenazah milik RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Terdapat sekitar empat mobil lainnya yang turut mengiringi.


Pantauan Hobyqq, setiba mobil jenazah di halaman rumah, tangisan haru dari keluarga langsung pecah. Terlihat pula sejumlah pelayat yang sudah menunggu sejak siang turut menangis haru.

Hingga kini jenazah masih berada di rumah duka. Sejumlah pelayat terus berdatangan, baik dari keluarga maupun warga sekitar. Rencananya, hari ini jenazah akan dimakamkan di pemakaman keluarga dekat rumahnya.

Mobil Dodge Journey menabrak rombongan pesepeda di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, pagi tadi. Akibatnya, seorang pesepeda tewas, yakni Raden Sandy Syafiek, yang merupakan salah seorang produser RTV.

Pihak kepolisian saat ini sedang menginvestigasi kecelakaan itu. Polisi sudah mendatangi pemilik mobil SUV yang datanya ada di Samsat.

Friday, 9 February 2018

Disangka Dering Charger Ponsel, Ternyata Desis Ular Mematikan


BANDAR KARTU ONLINE TERBAIK SEASIA

Kejadian mengerikan menimpa seorang pria di Australia. Ia menemukan seekor ular berbisa yang bersembunyi di balik sofa di rumahnya.

Troy dari Blairgowrie -- 87 km dari Melbourne, Victoria, Australia -- sedang duduk santai di sofa berwarna cokelat tuanya. Saat itu, ia baru keluar dari kamar mandi. Tiba-tiba, ia seperti mendengar suara mendesis yang datang dari dekat dinding.


Pikirnya, suara tersebut berasal dari pengisi baterai teleponnya. Namun betapa terkejutnya Troy ketika mendapati suara itu berasal dari seekor ular harimau (Notechis scutatus). Beruntung, ia tak sempat tergigit.

Seketika, Troy langsung menelepon Snake Catchers Victoria. Organisasi nirbala penangkap ular tersebut lalu datang ke rumahnya dan mengamankan ular.

Tim kemudian mengunggah video penangkapan tersebut ke halaman Facebook mereka.


Seorang remaja asal Hurley, Wisconsin, Amerika Serikat mendengar bunyi aneh dari bawah dek rumahnya. Saat dilihat, ternyata ia menemukan seekor ular.

Namun, upaya pembunuhan ular tersebut gagal karena satu alasan. Ia melihat ada keanehan yang ia temukan pada seekor ular tersebut.

Dikutip dari laman Springfield News-Leader, Minggu 14 Januari 2018, saat dilihat lebih dekat, Terry Lowery melihat ular yang ia tangkap memiliki dua buah kepala.

Maka dari itu, remaja asal Amerika Serikat tersebut mengurungkan niatnya dan memberikan ular temuannya kepada Missouri Department of Conservation -- sebuah badan konservasi hewan dan tumbuhan.

Sebelum jatuh ke tangan badan konservasi hewan dan tumbuhan, Terry Lowery sempat menghubungi Kebun Binatang Dickerson Park di Springfield. Barulah pihak kebun binatang menghubungi badan konservasi.

"Lowery hendak membunuh ular ini. Namun, setelah diketahui berkepala dua, hal itu dibatalkan," ujar John Miller selaku Manager Pusat di Missouri Department of Conservation.

"Ular ini begitu lucu. Kalau tumbuh besar, panjang tubuhnya bisa mencapai 1,8 meter," kata Miller.

Menurut Miller, sejauh ini ular tersebut sehat dan sudah berganti kulit sebanyak dua kali. Namun, ia sempat bingung karena salah satu kepala ular tak bisa menelan makanan karena tak tersambung dengan tenggorokan.

Maka dari itu, Miller lebih banyak memberikan makan kepada satu kepala ular saja agar perut mereka tetap terisi.