Saturday, 7 April 2018

Kisah Sedih Pasutri yang Sakit Bertahun-tahun dan Tak Bisa Berobat


Kehidupan pasangan suami istri, Bebun (55) dan Dewi Astutik (62), warga jalan Soekarno Hatta Gang Mangga RT 3 RW 2, Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, menyedihkan. Keduanya sakit bertahun-tahun, tidak punya anak, dan tak bisa berobat.

Sehari-hari hidup Bebun dan Dewi dari belas kasih tetangga dan warga. Belakangan ini Mujiono, adik Bebun yang berprofesi sebagai truk dan tinggal tak jauh dari rumah pasutri tersebut, kerap datang menjenguk.

"Karena kondisi terus memburuk, mereka dirawat adik Pak Bebun," kata Jatmiko, ketua RT 3 RW 2 Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Sabtu (7/4/2018).


Jatmiko mengatakan Dewi sempat menjalani operasi pengangkatan rahim. Setelah itu muncul benjolan di perut. Benjolan terus membesar hingga sebesar piring.

Di kamar berukuran 3x4 meter, Dewi hanya bisa berbaring lemas di kasur yang sudah lama dipakai. Ia kerap mengeluhkan benjolan di perutnya. Sedangkan Bebun yang sakit stroke berbaring di atas tempat tidurnya di ruang tamu.


Bebun sebelumnya berprofesi sebagai tukang ojek. Karena sakit, praktis ia tak bisa bekerja lagi.

"Mereka tidak memiliki BPJS dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Untuk bisa menunjukkan kalau dia merupakan warga tidak mampu, kami sudah membuatkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM)," tutup Jatmiko.

Sabtu (7/4) sore, atas persetujuan Mujiono, Dewi dibawa warga ke RSUD dr Mohammad Saleh Kota Probolinggo. Sementara suaminya tetap di rumah. Dewi dibawa ke RS karena kondisinya kian memburuk.

Tuesday, 27 March 2018

5 Wanita Ini Tewas secara Tragis Jadi Tumbal Kecantikan


Menjadi cantik adalah idaman setiap wanita. Segala cara dilakukan untuk dapat terlihat cantik di depan umum, meski itu berarti menyiksa diri mereka sendiri.

Operasi plastik seharga ratusan juta hingga menggunakan produk kecantikan yang mahal, dilakukan oleh para wanita. Sayang, beberapa tewas karena jalan pintas yang diambil untuk terlihat cantik. Mereka tewas menjadi tumbal kecantikan itu sendiri.


1. Meninggal karena diet ekstrem

Luisel dan Eliana Ramos merupakan kakak beradik yang bekerja sebagai model di Uruguay. Keduanya didiagnosis mengidap anorexia nervosa.

Pada bulan Agustus 2006, Luisel meninggal saat mengikuti pagelaran busana. Penyebab kematiannya akibat gagal jantung yang diduga implikasi dari anoreksia. Seminggu sebelum meninggal, ia tak makan sedikitpun. Saat ditimbang, berat mayatnya hanya 44 kg dengan indeks massa tubuh 14,5.

Setahun kemudian, Eliana juga ditemukan tewas. Penyebabnya gagal jantung serta malnutrisi. Sejak kejadian tersebut, model-model di Urugay dituntut memiliki indeks massa tubuh minimal 18 untuk mencegah kasus anoreksia lainnya.

2. Tewas karena make up berbahan timbal

Maria Gunning disebut-sebut sebagai wanita paling cantik di Inggris pada abad ke-18. Sayang, istri Earl of Conventry ini usianya tidak panjang.

Maria meregang nyawa di usia 27 tahun akibat keracunan make up yang ia kenakan sehari-hari. Saat diperiksa, darahnya penuh dengan timbal, hidroksida, dan karbonat dari bedak yang Maria gunakan untuk memutihkan wajahnya.

Maria juga menggunakan perona bibir berbahan merkuri. Racun dari make up berbahaya itu meresap ke pori-pori dan membunuhnya perlahan-lahan.


3. Tewas mengonsumsi emas cair

Saat jasad Diane de Poitiers ditemukan pada tahun 2008, arkeolog Prancis mendapati kandungan emas yang sangat tinggi di tubuh dan rambutnya. Diduga, wanita simpanan favorit Raja Henry II dari Prancis ini meninggal karena organnya rusak akibat mengonsumsi emas cair.

Menurut catatan sejarah, dikabarkan Diane memiliki wajah yang bersinar bak wanita berusia 30 tahun. Padahal saat itu usianya sudah di atas 50 tahun. Jasad Diane juga menunjukkan adanya tanda penipisan rambut dan tulang yang rapuh.

4. Meninggal akibat pil diet ilegal

Eloise Aimee Parry dari Shrewsbury begitu ingin kurus. Ia pun membeli pil diet lewat internet secara sembarangan. Beberapa saat setelah menelan pil diet, ia merasa tubuhnya seperti terbakar dari dalam.

Tak lama berselang, Eloise ditemukan tewas. Laporan toksikologi menemukan bahan kimia dinitrophenol dalam tubuh Eloise. Bahan kimia berbahaya tersebut diduga berasal dari pil diet yang ia konsumsi.


5. Meregang nyawa dalam tabung beku

Chelsea Ake merupakan manajer pusat perawatan kecantikan di Henderson, Amerika Serikat. Chelsea ditemukan tak bernyawa dalam tabung cryotherapy yang ada di pusat kecantikan tersebut.

Tubuhnya membeku dan mengisut. Tabung cryotherapy merupakan proses kecantikan dengan menggunakan pendingin nitrogen. Perawatan ini diklaim dapat mengurangi ukuran pori, hilangkan kerutan, merangsang produksi kolagen, dan meningkatkan elastisitas kulit.

Penggunaan mesin tersebut haruslah dalam pengawasan, sebab tubuh tak boleh berada di dalamnya terlalu lama. Diduga, Chelsea masuk ke dalam mesin tersebut tanpa diketahui oleh siapapun sehingga nyawanya tak bisa diselamatkan.

Tuesday, 20 March 2018

Temuan BPK Soal Freeport Rugikan Negara Rp 185 T 'Dicuekin'


Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) geram dengan PT Freeport Indonesia (PTFI). Hal itu lantaran hasil temuannya terhadap PTFI yang berpotensi merugikan negara hingga Rp 185 triliun tak kunjung dilakukan pembenahan.

Anggota BPK Rizal Djalil mengatakan, menurut UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK, lembaganya berwenang melakukan pemantauan atas temuan yang diberikan dilakukan tindakan. Masa waktu yang tindakan yang harusnya dilakukan sebelum 333 hari.

"Ini sudah 333 hari setelah BPK menyampaikan hasil audit tentang PTFI temuannya tidak ditindaklanjuti. Tidak ada action plan," tuturnya di Gedung BPK, Jakarta, Senin (19/3/2018).

Rizal menjelaskan, sebelumnya BPK telah melakukan pemeriksaan atas penerapan kontrak karya PTFi tahun anggaran 2013-2015. Salah satu temuannya tentang pelanggaran lingkungan hidup.

Ada dua poin pelanggaran lingkungan yang dilakukan oleh PTFI yang ditemukan oleh BPK. Pertama, PTFI menggunakan kawasan hutan lindung dalam kegiatan operasionalnya seluas 4.535 hekatare tanpa izin pinjam pakai kawasan.


Kedua BPK juga menemukan pelanggaran PTFI yang merusak lingkungan dan perubahan ekosistem dengan melakukan pembuangan limbah operasional penambangan (tailing) di sungai, hutan, muara dan telah mencapai kawasan laut. Hal itu telah melebihi area kolam penampungan limbah yang ditentukan (Modified Ajkwa Deposition Area/ModADA).

"Dari 13 perusahaan tambang mineral asing yang ada di Indonesia hanya satu yang melanggar status izin pinjam pakai kawasan hutan, ya PTFI itu," imbuhnya.

BPK mencatat, nilai ekosistem yang telah dikorbankan dari wilayah ModADA sebesar Rp 10,7 triliun, lalu di wilayah muara sebesar Ro 8,2 triliun dan untuk wilayah laut sebesar Rp 166,09 triliun. Jika dijumlah maka nilai kerugian negara akibat kerusakan ekosistem sebesar Rp 185 triliun.

"Itu perhitungannya kami lakukan bersama dengan IPB,"

Friday, 16 March 2018

Pramugari Emirates Buka Pintu Darurat Pesawat dan Melompat, Penyebabnya Misterius


Seorang pramugari maskapai penerbangan Emirates mengalami luka serius setelah membuka pintu darurat dan melompat keluar di Bandara Internasional Entebbe, Uganda.

Insiden itu terjadi saat pesawat sedang mempersiapkan penerbangan ke Dubai pada Rabu (14/3/2018) siang.


Sejumlah saksi mata mengatakan, pramugari yang belum diketahui identitasnya itu berbincang dengan para koleganya sebelum melompat keluar dari pesawat.

Dia terlihat menjepit sebuah benda yang terlihat seperti botol kaca di dagunya sebelum melompat dari pesawat Boeing 777 itu.

"Lututnya hancur dan tubuhnya terluka akibat pecahan kaca dari botol yang dia bawa saat melompat," ujar seorang saksi mata.

Pramugari itu kemudian langsung dibawa ke rumah sakit dalam kondisi yang kritis.

Insiden ini dibenarkan pihak Bandara Internasional Entebbe lewat pernyataan resminya di hari yang sama.

Juru bicara bandara mengatakan, pramugari itu sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit dan nyawanya bisa diselamatkan.

Pihak bandara menambahkan telah melakukan penyelidikan untuk mengungkap motif di balik perbuatan mengejutkan tersebut.






Saturday, 3 March 2018

Klep Jantung Bocor, BJ Habibie Dirawat di Klinik Starnberg Jerman


 Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie dikabarkan tengah sakit di Jerman. Sekretaris pribadi Habibie, Rubijanto, mengatakan Habibie sudah tiga hari dirawat di Rumah Sakit Klinik Starnberg, Jerman.

Disebutkan, ahli pesawat terbang itu mengalami kebocoran di bagian klep jantung.


"Benar, sudah tiga hari Beliau dirawat di Klinik Starnberg Muenchen, Jerman. Mohon bantu doa semoga Bapak BJ Habibie lekas sembuh," ujar Rubijanto saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (3/3/2018).

Menurut Rubijanto, kondisi Habibie memburuk setelah merasa kesulitan bernapas pada Selasa 27 Februari 2018. Saat itu, ia langsung diperiksa oleh dokter.

Setelah diperiksa, dokter menemui klep jantung Habibie bocor yang mengakibatkan menumpuknya air pada paru-paru hingga 1,5 liter. Dokter pun menyarankan Habibie untuk operasi jantung.



Namun, saran operasi itu ditolak. Habibie memilih menjalani metode yang lebih canggih.

"Kami memohon agar seluruh masyarakat Indonesia, turut mendoakan agar kondisi kesehatan Beliau pulih seperti sedia kala," harap Rubijanto seperti diberitakan Antara.

Reporter: Henny Rachma Sari

Wednesday, 21 February 2018

Cerita Polisi Tak Mandi 4 Hari Saat Ungkap Penyelundupan 1,6 Ton Sabu


 Aksi tim gabungan Bareskrim Polri dan Bea-Cukai menggagalkan penyelundupan 1,6 ton sabu (sebelumnya disebut 1,8 ton sabu dan diralat Polri, red) mencuri perhatian karena banyaknya barang bukti yang disita. Di balik kesuksesan operasi itu, terselip cerita soal 'penderitaan' polisi selama perburuan.

Kepala Tim II Satgas Khusus AKBP Dodi Suryadin menceritakan kehidupan di atas kapal laut selama kegiatan perburuan kapal pembawa 1,6 ton sabu dari sindikat internasional itu. Doddy mengatakan dirinya dan tim bolak-balik darat dan laut selama sepekan lebih. Mereka berhari-hari menginap di atas kapal untuk memantau pergerakan kapal target.

"Nggak mandi saja kami karena kan harus irit air di kapal. Paling cuci muka, sikat gigi. Pernah kemarin empat hari nggak mandi. Aroma badan sudah bukan 'nano-nano' lagi, tapi 'nino-nino'


Doddy lanjut bercerita, pada hari ketika kapal pembawa 1,6 ton sabu berhasil ditindak, dirinya bersama 5 anggota tim melaut selama 18 jam. Saat operasi digelar, lanjut Doddy, ketinggian ombak di tengah laut mencapai tiga meter. Hal itu membuat kapal terombang-ambing sehingga membuat satu anggota timnya muntah.

"Ombak itu bisa membuat kapal berhenti juga di tengah laut, karena goyangannya sampai bikin terombang-ambing. Untungnya kapal Bea-Cukai besar. Kalau kapal kecil, saya rasa nggak sanggup melewati perairan itu. Bisa tiga meter ombaknya, makanya kapal jalan pelan-pelan," jelas dia.

"Delapan belas jam itu satu perjalanan, bukan bolak-balik laut-pelabuhan. Kita hampir dua minggu patroli. Ada juga tim saya yang mabuk-mabuk (mabuk laut, red), muntah. Dia bengong, pucat, tiba-tiba muntah saja," imbuh sosok yang sehari-hati menjabat Kanit 4 Subdit 1 Dittipid Narkoba Bareskrim Polri ini.

Doddy mengatakan, untuk urusan perut selama perburuan, tim mengandalkan mi instan karena praktis untuk dimakan. Sedangkan menu 'mewah' yang disantap saat di kapal adalah ikan asin.

"Makannya ya apa saja dimasak, seadanya. Paling-paling mi rebus atau kalau kita berhenti di pulau kecil, kita belanja untuk suplai makanan. Makanan lainnya ikan asin. Kami kadang menginap di kapal atau singgah di pulau-pulau kecil. Menu paling mewah ikan asin, ikan-ikanan, nggak neko-nekolah," ucap Doddy.

Tuesday, 20 February 2018

Kapal Sunrise Glory Pengangkut Sabu 1,3 Ton akan Dibongkar


 TNI Angkatan Laut berencana membongkar kapal Sunrise Glory, yang mengangkut 1,37 ton sabu, di Batam, Kepulauan Riau. Pembongkaran itu untuk memastikan masih ada-tidaknya sabu yang disembunyikan di kapal itu.

"Kita akan belek (bongkar) kapalnya mungkin masih ada (sabu). Kan kapal ini banyak bagian-bagiannya yang dari fiberglass. Kita juga minta bantuan Bea-Cukai dan BNN," kata Panglima Koarmabar Laksamana Muda TNI Aan Kurnia dalam jumpa pers di gedung BNN Cawang, Jakarta Timur, Selasa (20/2/2018).

Aan Kurnia mengatakan pengungkapan kapal Sunrise Glory dilakukan KRI Sigurot 864 di perbatasan Singapura dengan Indonesia. Aan menambahkan, selain membawa sabu, kapal tersebut tidak dilengkapi dokumen-dokumen asli.

"Dari kecurigaan itu kita periksa dan makin ketemu kejanggalan itu. Ternyata suratnya dari Indonesia dan fotokopi harusnya kapal ikan itu harus bawa dokumen asli. Dan yang anehnya ada tanda tangan pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2014, itu sudah pensiun pejabatnya tapi di situ tertanggal tahun 2017," kata dia.

Sementara itu, Kepala BNN Komjen Budi Waseso mengatakan hingga saat ini anjing pelacak milik BNN dan Bea-Cukai masih mengendus kemungkinan ada sabu yang tertinggal. Sebab, berdasarkan informasi awal, ada 3 ton sabu yang dibawa kapal tersebut.

"Langsung kita potong-potong nanti, mana yang kita curigai kita belah. Itu ada yang dari besi dan ditutup fiber biasanya itu dimasukin. Beberapa dibor, nanti diterjunkan anjing pelacak, kalau ada reaksi kita bongkar. Nanti ada ruangan lagi yang kita ketok kosong, kita bor lagi. Seperti itu kita harus teliti nih karena kita merasa kehilangan dari info di awal 3 ton," urai Buwas.